Bermacammacam contoh cerpen singkat, persahabatan, pendidikan, lucu, pengalaman pribadi yang mengandung pesan moral dan unsur intrinsik ia akan belajar dengan sungguh-sungguh supaya berhasil untuk meraih cita-citanya, yaitu seorang Guru. Begitulah contoh cerpen singkat pendidikan, selanjutnya adalah contoh cerpen singkat lucu.

0% found this document useful 0 votes195 views6 pagesDescriptioncerpen meraih cita citaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes195 views6 pagesMeraih Cita Cita Meraih Cita cita Adidharma Dewabrata K/01/8J SMPN 6 SURABAYA Dipagi hari yang cerah Tobby membuka pintu jendela rumahnya , ia melihat beberapa burung yang sedang berkicau, ia pun termenung dengan dan berpikir bagaimana nasibnya dimasa depan nanti “apakah aku nantinya bisa menjadi orang yang sukses” tanyanya dalam hati , dan aku ingin membahagiakan kedua orang ku dengan kerja kerasku ibunya memanggil Tobby...? iya Bu...! kenapa kamu termenung Nak , ada apa...,tidak ada apa-apa Bu,kalau begitu kamu bisa bantu membantu Ibunya Tobby termenung kembali untuk kedua kalinya “Pokoknya aku harus menjadi orang yang sukses”katanya dalam hati. Matahari mulai terbit, jam sudah menunjukkan pukul 0700 mulai menyandangkan tas dan memakai sepatu dengan terburu-buru untuk pergi kesekolah dan ia pamit kepada kedua orang tuanya sambil mencium tangan Ibu dan perjalanan ia bertemu dengan temannya,lalu ia bertanya kepada temannya “Do apakah kamu memiliki cita- cita ?”Ya saya me miliki cita-cita yaitu ingin menjadi Presiden yang hebat ,”kalau cita - citamu ingin menjadi apa”,kala u aku ingin menjadi.....!!!’Tobby pun terdiam dan terseny um’ , Kok...! kamu diam saja Tob...!!Ooo gak apa- apa Do”jadi, cita -citamu ingin menjadi apa “kalau a ku ingin membahagiakan kedua orang tuaku,begitu ya...?.Dima terus berjalan dengan disekolah Dima merasa ada yang kurang karena tiada sahabatnya yang datang. Bel masuk pun telah dibunyikan,semua siswa berbaris dilapangan untuk mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru pada setiap berbaris , Tobby masuk kelas tiba- tiba temanya memanggil “Tob...Tob ...!!!siap pr matematika..?Ooo...Pr matematika,kalau aku sudah siap “Kalau kamu “kalo aku....sih belum siap.”Tob bolehkah aku pinjam buku matematikamu”Tanya sih, tapi....? ada syaratnya “apaan tu!!”.Syaratnya mudah kok kamu harus menjawab pertanyaanku ,yang pertanyaan nya “apakah kamu memiliki cita - cita”,ya aku memiliki cita-cita ingin menjadi Dok ter kata No.”Kenapa kamu i ngin menjadi dokter!!”Tanya Tobby ,yak arena aku ingin menolong orang-orang yang sakit dikampungku “Emang nya dikampungmu diserang wabah penyakit apa...??” .Wabah penyakit flu burung,saat ini banyak orang -orang yang sakit belum terobati “kalo begitu harus cepat -cepat dicegah wabah penyakitnya”.Iya sih tapi...? belum ada solusinya ,saya pun ikut prihatin atas musibah yang menimpa asyiknya berbicara ,guru pun masuk kedalam kelas ,masing-masing siswa kembali kebangkunya. Belajar mengajar pun dimulai ,asyik-asyiknya belajar,bel pun berbunyi kini saatnya jam saat istirahat Tobbymembawa teman-temannya untuk pergi ke kantin dengan dikantin Tobby merasa kehilangan uang ,lalau ia berkata kepada temannya “Ree uangku hilang” lalu bagaimana kata Ree. “Begini saja sebaiknya kamu Tob pakai saja uang ku untuk jajan” kata Rasi “terimakasih Si kamu telah menolongku , nanti kalau aku ada uang akan ku ganti uang mu”kata usah Tob aku ikhlas kok menolongmu. “Terimakasih ya...! Si”kata Tobby .Bel masuk telah berbunyi,Dima dan teman-temannya masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. Waktu pun telah berlalu,saat nya waktu pulang sekolah. Tobby tidak lupa akan tugas piketnya,pada saat membersihkan kelas ia melihat seekor burung kecil yang berusaha untuk bisa terbang walau pun ia masih kecil , seperti itulah hidupku yang ingin meraih cita-citaku agar aku menjadi orang yang sukses tanyanya dalam hati. Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatu dipikiranya yaitu, setelah pulang nanti ia harus menolong Ibunya dalam pekerjaan rumah ,karena membantu Ibu itu adalah tugas nya sehari-hari. Tiba dirumah Ia meletakkan sepatu dan tasnya pada tempatnya. “Assalammualaikum” Bu...??,sambil mencium tangan Ibunya, “waalaikumsalam” jawab Ibu. “Bu bolehkah aku bertanya kepada Ibu” Tanya Tobby , boleh mau tanya tentang apa. Begini Bu apakah Ibu memiliki cita-cita..? ya ibu memiliki cita-cita ingin menjadi guru , tetapi sekarang Ibu sudah tua ,udah nggak punya kekuatan dan Ibu sekarang hanya bisa berharap kepada anak-anak Ibu agar bisa terwujud cita-citanya. Maka dari itu kamu harus rajin rajin belajar ,sholat dan berdo’a kepada Allah swt dan janganlah kamu mundur dalam menuntut Allah, Bu akan Tobby pegang kata-kata Ibu tadi. Demi ingin terwujudnya cita-citanya dan kebahagiaan kedua orang tuanya . Kini saat nya Ia menunjukkan kemampuannya dalam kata-kata yang dilontarkan Ibunya tadi Tobby menjadi semangat untuk melakukan apa yang dikatakan Ibunya. Cita-cita Tobby ingin menjadi seorang pengusaha yang bijaksana dan ramah kepada karyawannya ,demi cita-citanya ia pun mengalami banyak perubahan dan menjadi aktif dalam belajar. Dengan demikian ia selalu giat belajar, berdo’a, dan berusaha karena tanpa do’a dan berusaha tidak akan terwujudnya suatu cita -cita seseorang. Maka dari itu raihlah cita-citamu setinggi langit dengan berdo’a dan kerja keras. Hari demi hari berlalu, Tobby yang tiap harinya makin tahu bahwa menjadi seorang pengusaha yang sukses tidaklah gampang namun, Tobby tidak pernah menyerah. Tobby memulai langkah kecilnya untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses dengan berjualan berbagai macam makanan di sekolah, seiring waktu keadaan berlalu dengan lancar tanpa ada hambatan, Tobby memiliki penghasilan rutin tiap minggunya yaitu sekitar 100rb yang ia dapatkan melalui berjualan berbagai macam makanan. Hingga suatu hari gurunya Tobby yang bernama Bu Sri mengetahui bahwa Tobby berjualan berbagai macam makanan tanpa izin sekolah “Lho Tobby jualan makanan toh?,”tanya Bu Sri. Tobby menjawab Iya bu’ Lah kamu ini niat sekolahh atau niat jualan, kan udah jelas sekolah itu tempatnya buat belajar bukan buat jualan!’ Tegur Bu Sri pada Tobby. Lho tapi kan bu...’. Ssstt udah gak usah bandel, kalo ibu masih liat kamu jualan lagi besok, ikut ibu ke bk.’Tegas Bu Sri. Lho sekolah kan juga bisa menjadi tempat untuk jualan...’batin Tobby. Ia pun pulang sekolah dalam keadaan sedih dikarenakan tidak bol eh lagi berjualan di sekolah, Assalamuallaikum bu..’ , Waallaikummus salam nak, lho kenap kok kamu murung gitu?’ tanya
Keduanegara adikuasa masa itu berhasil ditaklukkan kaum muslimin, dengan izin Allah. Jadi, milikilah cita-cita tinggi, dan gantungkan cita-cita itu kepada Allah yang memiliki sifat Ash-Shomad (tempat segala sesuatu bergantung). Sebab, jika Allah yang menghendaki, apapun pasti terjadi, termasuk cita-cita dari para hamba-Nya. Tulisan "Live Your Dream". Sumber foto Pixabay“Kamu harus punya mimpi masuk universitas negeri terkemuka. Mimpi kamu harus melampaui kakak-kakakmu. Kalau kamu tidak mau jadi dokter, kamu boleh ambil teknik pertambangan.” Kata Ayahku di depan keluarga besar Ankarian, anak terakhir dari enam bersaudara. Keluargaku termasuk keluarga yang disegani oleh masyarakat sekitar. Dibesarkan oleh tata krama, pandangan sosial, dan derajat yang mereka anggap anak, wajib hukumnya mengikuti kemauan orang tua. Jika tidak, maka akan di cap sebagai pembangkang. Definisi sukses dan bahagia yang dipikirkan hanyalah soal derajat dan materi. Padahal lebih dari itu, kebahagiaan adalah bagaimana kita menikmati proses hidup menjadi lebih melihat riwayat pendidikan dari keluarga besarku, mencapai strata satu sudah sangat biasa. Bahkan setiap anak wajib melewati gapaian kakak-kakaknya. Dari prestasi akademik hingga non-akademik, semua anak wajib menorehkan terlahir menjadi yang paling biasa. Paling tidak ingin repot karena tuntutan orang-orang dewasa. Paling tidak ingin memiliki ambisi berlebihan. Paling tidak ingin memaksakan hidup hingga lupa menikmati ingin berproses dengan caraku sendiri. Aku ingin bergerak sendiri, aku ingin mengambil keputusan dengan pilihanku sendiri. Dan aku ingin hidup dengan jalanku sendiri. Setidaknya, aku ingin benar-benar hidup dengan kemampuanku semua hanya keinginanku saja. Tidak pernah dapat terwujud dan tak pernah berani aku lakukan.“Kamu harus sekolah di sini. Mengikuti semua kakak-kakakmu.” Kata Ayahku ketika aku ingin mendaftarkan diri ke sekolah lain.“Kamu sekolah di sini saja. Jalanmu menuju universitas impianmu akan lebih mudah.” Kata kakak laki-laki tertuaku.“Kamu harus masuk jurusan ini. Kamu akan mudah dikemudian hari.” Ucap kakak kemudahan untukku, benarkah itu semua untukku? Atau hanya untuk mewujudkan mimpi mereka melalui aku? Aku bukan lah boneka. Aku bukan lah alat untuk mewujudkan mimpi-mimpi tertunda mereka. Karena sesungguhnya, aku pun memiliki mimpi seperti turuti semua keinginan mereka. Aku masuk sekolah pilihan ayahku, aku melanjutkan di sekolah pilihan kakak laki-lakiku. Aku masuk jurusan sesuai dengan keinginan kakak Sangat bosan. Rasanya melelahkan hanya mengikuti keinginan orang-orang dewasa. Aku ingin melakukan apa yang aku suka juga. Tidak mengerti kah bahwa setiap anak memiliki mimpi masing-masing? Tidak bisa kah percaya kepada mimpi anak dan tetap mendukung inginnya?Saat memasuki Sekolah Menengah Atas, setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler. Berkegiatan di luar sekolah adalah keinginanku. Setidaknya begitulah cara yang dapat aku lakukan untuk menjauhkan diri dari lingkungan keluarga yang selalu menekanku. Maka, jangan pernah salahkan anak jika lebih asyik berkegiatan diluar. Bisa jadi, itu karena lingkungan keluarga yang tidak memberikan ruang untuk memilih ekstrakurikuler teater. Jadwal kegiatannya lebih padat dari dugaanku. Di hari libur aku masih harus berlatih, dan ternyata kegiatan ini sangat menyenangkan. Setidaknya, ini membuatku lupa akan masalah yang ada di keluargaku.“Aku mau ikut lomba teater.” Ucapku di depan Ibuku“Apa? Buat apa kamu ikut kaya gitu? Mending belajar buat olimpiade nanti.”“Tapi ini tingkat Nasional. Aku udah ikut seleksinya dari jauh-jauh hari, Bu.”“Terserah kamu.” Jawab Ibu dengan ketusAku yakin, pasti aku dianggap membangkang karena berkesenian. Di keluargaku tidak ada yang menekuni bidang seni apa pun. Hingga muncul lah anggapan bahwa berkesenian hanya membuang-buang waktu. Tidak memiliki masa ketus Ibu mengantar kepergianku menuju lokasi perlombaan. Tidak ada restu dari orang tua, tidak ada yang mengantar menuju bandara. Penerbangan menuju Yogyakarta kuhabiskan dengan melihat cermin diri. Mencoba menguatkan hati agar tetap teguh berdiri walau berjuang seorang sungguh berat. Memperjuangkan mimpi tanpa ada dukungan dari keluarga. Jika mereka melihat aku tak mampu, maka aku harus membuktikan bahwa mereka salah. Aku tidak akan banyak berbicara, tapi aku akan berjuang sekuat yang terbaik, menampilkan semua kemampuan dengan maksimal telah aku lakukan. Aku baru saja keluar arena pertunjukan. Pertunjukanku sudah berakhir dari 15 menit yang lalu. Aku menatap layar gawaiku. Tidak ada pesan masuk dari keluargaku. Entah yang menyemangati atau sekadar harinya aku kembali ke arena pertunjukan. Malam ini, adalah malam puncak dari rangkaian acara perlombaan. Aku tidak mengharapkan apa pun, aku harus mempersiapkan diri untuk kembali. Apa pun hasilnya, mungkin tidak akan mempengaruhi.“Ray, lu Ray. Nama lu disebut itu.” Kata Karina sambil menarik earphone yang menggantung di telingaku.“Apa sih Kar? Disebut apaan?” Jawabku sambil membetulkan kembali earphone-ku.“Itu lu Juara 1 Ray. Lu menang.” Katanya antusias sambil menunjuk layar besar yang ada di depan dan memelukku secara terdiam. Terpaku melihat namaku berada di layar besar itu. Dan Karina masih memelukku. Aku merasakan mataku mulai memanas. Genangan air lolos begitu saja diluar kendaliku. Aku menyadari perubahan emosiku. Aku yang menunduk dan berusaha menyembunyikan air mataku merasakan ada tangan yang menggenggamku.“Kamu hebat Ray. Dan semua orang di sini tahu itu. Kamu dan kegigihanmu berhak mendapatkan ini. Sekarang, waktunya kamu menikmati apa yang sudah kamu usahakan.” Dia mengusap air mataku lalu memintaku bergegas naik ke atas panggung untuk menerima acara puncak itu, aku semakin yakin dengan mimpiku. Aku semakin yakin dengan keinginanku. Aku ingin menjadi seniman. Aku ingin terjun di dunia teater yang telah banyak mengajarkanku tentang orang akan berkata, “Teater itu tempat bersandiwara. Kamu tidak akan bisa belajar dari hal-hal bohong. "Tidak. Salah besar orang yang mengatakan itu. Aku merasa lebih hidup ketika mendalami teater. Ternyata, berteater mengajarkan tentang hidup yang sebenarnya. Tentang bagaimana memanusiakan manusia. Tentang bagaimana kita harus mengolah emosi disaat yang lain mungkin tidak bisa meredamnya. Kita, harus lebih peka terhadap sekitar kita. Setidaknya, itulah yang aku dapatkan dalam tiga tahun aku bergabung di teater perguruan tinggi semakin dekat. Setiap siswa sudah mulai mempersiapkan diri untuk mencari perguruan tinggi mana yang akan menjadi tujuan mereka. Tidak terkecuali aku. Aku sibuk mencari universitas yang akan menunjang mimpiku untuk menjadi aku putuskan untuk mengambil salah satu universitas di kota pelajar, aku mendatangi guru BK di sekolahku. Melihat nilai rapor dan portofolio yang aku miliki, guru BK-ku mendukung dan yakin bahwa aku akan mendapatkan salah satu kursi di sana.“Ini sudah bagus. Peluang kamu sepertinya cukup besar. Tinggal kamu minta persetujuan orang tuamu, yah.” Kata guru menghela napas berat. Ini tidak akan mudah. Sepulang sekolah, aku harus langsung membicarakan ini dengan orang tuaku. Aku tidak ingin lagi menjalankan sesuatu yang tidak aku saja. Perdebatan panjang tentang masa depanku terjadi kala aku mengutarakan niatku menjadi seniman. Di sini aku yang akan menjalani perkuliahan. Di sini aku yang akan berjuang selama empat tahun pembelajaran. Di sini aku yang akan mengerjakan tugas dan segala mengembuskan napas berat untuk yang kesekian kalinya. Aku sudah lelah mendengarkan perdebatan panjang mereka.“Yah, bu, kak. Yang kuliah itu aku. Aku cuma minta restu kalian. Aku pengen semua pilihan yang aku ambil di ridhoi Tuhan. Aku gak mau ngejalanin apa yang enggak aku suka lagi. Aku udah besar. Aku berhak menentukan pilihanku sendiri.” Kataku sambil menahan perasaanku.“Aku ingin membuat kalian bahagia. Tapi tentu dengan jalanku sendiri. Dan aku yakin aku pasti bisa. Tolong kasih aku kesempatan. Aku ingin menciptakan kebahagiaan melalui kebahagiaan juga.” Kataku yakin sambil menatap mereka.“Kamu bener, Dek. Kamu juga berhak punya mimpi. Kakak akan dukung kamu.” Ucap kakak keduaku. Entah mengapa rasanya melegakan mendengar itu. Akhirnya, aku memiliki seseorang yang keluargaku masih dan akan terus ragu akan pilihan yang telah aku pilih ini. Tapi, justru inilah yang menjadi pemacuku untuk berkembang dan menunjukkan kemampuanku. Aku, tidak akan membuat kecewa orang-orang yang telah Politeknik Negeri JakartaJurusan Teknik Grafika Penerbitan HariKesakstian Pancasila. Kau kibarkan benderamu sebagai tanda selalu jaya. Kau ikrarkan dirimu sebagai jati diri bangsa Indonesia. Kau teriakkan sila-silamu sebagai jiwa sebuah bangsa. Kaulah PANCASIA dasar negara kesatuan Indonesia. Meski musuh ingin selalu merongrongmu. Namun menyerah itu tak ada dalam sejarahmu.

Cita-cita juga bisa membantu kita mengembangkan kemampuan dan keahlian yang kita miliki saat ini. Setiap orang punya caranya sendiri dalam mencapai cita-cita mereka. Kesadaran akan Cita-cita. Tahap pertama dalam meraih cita-cita adalah memiliki kesadaran akan hal itu. Setiap orang harus tahu apa yang menjadi tujuannya dan mengapa hal itu penting.

Ia tahu bahwa perjalanan menuju sukses tidak selalu mulus, tetapi dengan tekad dan semangat yang kuat, ia yakin bisa meraih impian dan cita-citanya. Contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya di atas menjadi cerminan bagi setiap siswa yang berjuang untuk meraih mimpi mereka. Semangat belajar, kegigihan, dan keteguhan hati adalah kunci
Nah berikut seutas cerpen singkat tentang kehidupan buruh harian. Mari disimak ya. Cerpen: Buruh Harian. Oleh Syamsuddin Sahdan. Di atas langit sana, matahari sedang benderang tanpa kabut awan. Sinarnya memanggang kulit-kulit umat manusia. Siapa pun terpapar, tubuhnya bermandikan keringat. "Saudara-saudara, kawan AePG.
  • qj4rjyq930.pages.dev/105
  • qj4rjyq930.pages.dev/181
  • qj4rjyq930.pages.dev/309
  • qj4rjyq930.pages.dev/159
  • qj4rjyq930.pages.dev/89
  • qj4rjyq930.pages.dev/55
  • qj4rjyq930.pages.dev/197
  • qj4rjyq930.pages.dev/47
  • cerpen singkat tentang meraih cita cita